Jika Engkau
Mencintai Allah
Termasuk salah satu nikmat agung yang wajib disyukuri setiap
Muslim adalah kesempatan yang Allah berikan untuk melaksanakan ibadah di bulan
Ramadhan. Bulan yang dipilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an petunjuk
bagi manusia, bulan di saat pintu surga dibuka sedangkan pintu neraka ditutup dan
setanpun dibelenggu sebagai tanda kemulian bulan ini. Bulan yang didalamnya terdapat sebuah malam yang
lebih baik dari seribu bulan yaitu malam Lailatul qadr.
Di dalam
agama Islam, Iman seorang Muslim itu mencakup keyakinan dalam hati, pangakuan dengan lisan, dan beramal
dengan anggota badan. Iman bukanlah pengakuan tanpa bukti, bukan pula ucapan tanpa amalan. Begitu
juga dengan pengakuan cinta kepada Sang maha pencipta, Allah ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
“katakanlah (muhammad), jika
kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun, Maha penyayang.” (Qs.
Ali-Imran:31)
Ada beberapa pendapat ahlu tafsir tentang sebab turunnya
(Asbabun Nuzul) ayat di atas:
Pertama: diriwayatkan At-thobari, Ibnu Mundzir, Ibnu
Abi Haatim dari Al-hasan dari beberapa jalan periwayatan, berkata: ada beberapa
kaum pada zaman nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam berkata: Demi Allah
wahai muhammad !! kami benar-benar mencintai Rab kami, maka Allah menurunkan Ayat
tersebut. Diriwayatkan
juga oleh At-thobari dan Ibnu Mundzir dari Ibnu Juraij seperti itu. Dalam
riwayat ini tidak disebutkan nama kaum yang ayat ini turun kepada mereka.
Kedua: diriwayatkan At-thobari dan
Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Ja’far bin Az-zubair, berkata: ayat ini diturunkan
kepada Nasrani Najran karena mereka berkata: sesungguhnya kami mengagungkan Al
masih dan menyembahnya karena cinta kepada Allah dan sebagai bentuk pengagungan
kepadanya. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai bantahan mereka. Riwayat ini
menunjukan jika ayat ini turun kepada Nasrani Najran. Mereka mengirim utusan
kepada Nabi bertanya tentang masalah yang berkaitan dengan Isa Alaihissalam,
saat itu mereka mengakui cinta kepada Allah,,, maka Allah turunkan ayat sebagai
ujian atas ucapan mereka dan sebagai penjelas masalah mereka.
Ketiga: diriwayatkan Al Wahidy dari Ibnu Abbas
–radhiyallahu anhuma berkata: Nabi Shalallahu alaihi wa sallam berhenti
dihadapan kaum Quraisy yang sedang berada di Masjidil Haram. Mereka sedang membangun
berhala mereka, mengalungkan diatasnya telur unta, dan meletakkan anting-anting
di telinganya, kemudian mereka bersujud kepadanya. Maka nabi berkata: wahai
kaum Quraisy, kalian telah menyelisihi agama bapak kalian Ibrahim dan Ismail,
mereka adalah seorang Muslim. Mereka menjawab: hai Muhammad!! Sesungguhnya kami
menyembah ini karena cinta kepada Allah, untuk mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya. Maka Allah menurunkan: {قل إن كنتم تحبون الله}
dan jika kalian menyembah Allah untuk mendekatkan diri kalian kepadanya {فاتبعوني يحببكم الله} aku adalah utusan-Nya
kepada kalian, dan hujjah atas kalian, dan lebih berhak dihormati dari berhala
kalian. Riwayat ketiga ini menjelaskan bahwa ayat ini turun kepada Quraisy kaum
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.
Keempat: diriwayatkan Al Wahidy dari Ibnu Abbas
–radhiyallahu anhuma, kaum Yahudi ketika berkata, “sesungguhnya kami adalah
anak Allah dan kekasihNya.(Qs. Al-Maidah:18)” Maka Allah menurunkan ayat
ini. Kemudian Nabi menyampaikannya kepada mereka, tetapi mereka enggan
menerimanya.
Dari keempat riwayat di atas. Riwayat kedua adalah kemungkinan
riwayat paling kuat diantara yang lain, karena ayat ini turun di madinah dan
utusan Najran datang kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam saat
beliau berada di Madinah. Imam At-thobari dan Al Qurthubi juga memilih riwayat
ini sebagai Asbabun nuzul ayat.
Ayat dalam surat Ali Imron tersebut ditujukan kepada Nabi
Muhammad untuk menjawab utusan Nasrani Najran: jika kalian sebagaimana yang
kalian akui bahwa kalian mencintai Allah, mengagungkan Al Masih sebagai rasa
cinta kepada Rabb kalian. Maka buktikanlah perkataan kalian jika kalian
benar-benar jujur dengan kalian mengikuti diriku. Sesungguhnya kalian
mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah kepadamu, sebagaimana Isa utusan
kepada yang diutus. Sungguh jika kalian mengikutiku dan membenarkanku dengan
segala yang datang dari Allah kepadaku, Allah akan mengampuni dosa kalian,
menghindarkan dari adzab, memaafkan dosa yang lalu, Sungguh Dialah yang Maha
mengampuni dosa orang Mu’min, Maha pengasih kepada mereka dan makhluk-Nya yang
lain.
Ibnu Katsir berkata: ayat ini adalah penentu bagi siapa saja
yang mencintai Allah, tetapi tidak mengikuti jalan hidup Muhammad, sesungguhnya
dia berdusta dalam pengakuannya hingga mengikuti syari’at Muhammad dan Agama
Nabi (Islam) dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Sebagaimana disebutkan
dalam hadist shohih Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barang
siapa berbuat suatu amalan yang tidak ada tuntunan dari kami, maka amalan itu
akan tertolak. (Muttafaq alaihi)”
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu : "Setiap umatku akan masuk surga
kecuali orang yang enggan. Mereka (para sahabat) bertanya, 'Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang enggan masuk surga itu?' beliau menjawab, "Siapa yang
mentaatiku ia masuk surga dan siapa yang mendurhakaiku sungguh ia telah
enggan." (HR. Al-Bukhari)
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai seorang
Muslim yang mengaku mencintai Allah Subhanahu wa ta’ala untuk berusaha mengikuti
segala apa yang dibawa oleh Rasulullah sebagai bukti cinta kita kepada-Nya.
Karena orang yang mencintai akan selalu mentaati siapa yang dicintainya.
Wallahu A’lam
Ihsani
0 komentar:
Posting Komentar