Minggu, 27 Oktober 2019


Jika Engkau Mencintai Allah

Termasuk salah satu nikmat agung yang wajib disyukuri setiap Muslim adalah kesempatan yang Allah berikan untuk melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. Bulan yang dipilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an petunjuk bagi manusia, bulan di saat pintu surga dibuka sedangkan pintu neraka ditutup dan setanpun dibelenggu sebagai tanda kemulian bulan ini. Bulan yang didalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam Lailatul qadr.
Di dalam agama Islam, Iman seorang Muslim itu mencakup keyakinan dalam hati, pangakuan dengan lisan, dan beramal dengan anggota badan. Iman bukanlah pengakuan tanpa bukti, bukan pula ucapan tanpa amalan. Begitu juga dengan pengakuan cinta kepada Sang maha pencipta, Allah ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 katakanlah (muhammad), jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun, Maha penyayang.” (Qs. Ali-Imran:31)
Ada beberapa pendapat ahlu tafsir tentang sebab turunnya (Asbabun Nuzul) ayat di atas:
Pertama: diriwayatkan At-thobari, Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Haatim dari Al-hasan dari beberapa jalan periwayatan, berkata: ada beberapa kaum pada zaman nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam berkata: Demi Allah wahai muhammad !! kami benar-benar mencintai Rab kami, maka Allah menurunkan Ayat tersebut. Diriwayatkan juga oleh At-thobari dan Ibnu Mundzir dari Ibnu Juraij seperti itu. Dalam riwayat ini tidak disebutkan nama kaum yang ayat ini turun kepada mereka.
Kedua: diriwayatkan At-thobari dan Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Ja’far bin Az-zubair, berkata: ayat ini diturunkan kepada Nasrani Najran karena mereka berkata: sesungguhnya kami mengagungkan Al masih dan menyembahnya karena cinta kepada Allah dan sebagai bentuk pengagungan kepadanya. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai bantahan mereka. Riwayat ini menunjukan jika ayat ini turun kepada Nasrani Najran. Mereka mengirim utusan kepada Nabi bertanya tentang masalah yang berkaitan dengan Isa Alaihissalam, saat itu mereka mengakui cinta kepada Allah,,, maka Allah turunkan ayat sebagai ujian atas ucapan mereka dan sebagai penjelas masalah mereka.
Ketiga: diriwayatkan Al Wahidy dari Ibnu Abbas –radhiyallahu anhuma berkata: Nabi Shalallahu alaihi wa sallam berhenti dihadapan kaum Quraisy yang sedang berada di Masjidil Haram. Mereka sedang membangun berhala mereka, mengalungkan diatasnya telur unta, dan meletakkan anting-anting di telinganya, kemudian mereka bersujud kepadanya. Maka nabi berkata: wahai kaum Quraisy, kalian telah menyelisihi agama bapak kalian Ibrahim dan Ismail, mereka adalah seorang Muslim. Mereka menjawab: hai Muhammad!! Sesungguhnya kami menyembah ini karena cinta kepada Allah, untuk mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Maka Allah menurunkan: {قل إن كنتم تحبون الله} dan jika kalian menyembah Allah untuk mendekatkan diri kalian kepadanya {فاتبعوني يحببكم الله} aku adalah utusan-Nya kepada kalian, dan hujjah atas kalian, dan lebih berhak dihormati dari berhala kalian. Riwayat ketiga ini menjelaskan bahwa ayat ini turun kepada Quraisy kaum Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.
Keempat: diriwayatkan Al Wahidy dari Ibnu Abbas –radhiyallahu anhuma, kaum Yahudi ketika berkata, “sesungguhnya kami adalah anak Allah dan kekasihNya.(Qs. Al-Maidah:18)” Maka Allah menurunkan ayat ini. Kemudian Nabi menyampaikannya kepada mereka, tetapi mereka enggan menerimanya.
Dari keempat riwayat di atas. Riwayat kedua adalah kemungkinan riwayat paling kuat diantara yang lain, karena ayat ini turun di madinah dan utusan Najran datang kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam saat beliau berada di Madinah. Imam At-thobari dan Al Qurthubi juga memilih riwayat ini sebagai Asbabun nuzul ayat.
Ayat dalam surat Ali Imron tersebut ditujukan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab utusan Nasrani Najran: jika kalian sebagaimana yang kalian akui bahwa kalian mencintai Allah, mengagungkan Al Masih sebagai rasa cinta kepada Rabb kalian. Maka buktikanlah perkataan kalian jika kalian benar-benar jujur dengan kalian mengikuti diriku. Sesungguhnya kalian mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah kepadamu, sebagaimana Isa utusan kepada yang diutus. Sungguh jika kalian mengikutiku dan membenarkanku dengan segala yang datang dari Allah kepadaku, Allah akan mengampuni dosa kalian, menghindarkan dari adzab, memaafkan dosa yang lalu, Sungguh Dialah yang Maha mengampuni dosa orang Mu’min, Maha pengasih kepada mereka dan makhluk-Nya yang lain.
Ibnu Katsir berkata: ayat ini adalah penentu bagi siapa saja yang mencintai Allah, tetapi tidak mengikuti jalan hidup Muhammad, sesungguhnya dia berdusta dalam pengakuannya hingga mengikuti syari’at Muhammad dan Agama Nabi (Islam) dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadist shohih Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa berbuat suatu amalan yang tidak ada tuntunan dari kami, maka amalan itu akan tertolak. (Muttafaq alaihi)”
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu : "Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan. Mereka (para sahabat) bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan masuk surga itu?' beliau menjawab, "Siapa yang mentaatiku ia masuk surga dan siapa yang mendurhakaiku sungguh ia telah enggan." (HR. Al-Bukhari)
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai seorang Muslim yang mengaku mencintai Allah Subhanahu wa ta’ala untuk berusaha mengikuti segala apa yang dibawa oleh Rasulullah sebagai bukti cinta kita kepada-Nya. Karena orang yang mencintai akan selalu mentaati siapa yang dicintainya. Wallahu A’lam

 Ihsani





0 komentar:

Posting Komentar

Kategori

Berita Terbaru

Blog Archive